Deskripsi: Pengertian Observasi, karakteristik, tujuan, manfaat dan jenis-jenisnya.
Pernahkah Anda ingin mengetahui seluk beluk suatu kejadian atau fenomena? Jika iya, berarti Anda memiliki alasan untuk melakukan observasi, sehingga bisa memperoleh fakta.
Namun sebelum itu, Anda perlu memahami pengertian observasi, ciri-ciri, hingga jenis observasi yang dapat diterapkan.
Daftar isi
Pengertian Observasi Menurut Para Pakar
Secara umum, observasi diartikan sebagai pengamatan yang dilakukan secara langsung. Objek yang diamati bisa apa saja asalkan sifatnya konkret, baik itu objek diam, objek bergerak, suatu peristiwa, maupun tindakan tertentu.
Observasi juga merujuk pada salah satu istilah metode dalam penelitian.
Metode observasi diterapkan untuk mengumpulkan data dengan cara melihat langsung objek pengamatan, kemudian mencatat semua hasil sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Sedangkan pengertian observasi menurut KBBI yaitu peninjauan yang cermat. Penjelasan tersebut merupakan artian yang umum, sehingga dapat dipakai dalam banyak konteks.
Para pakar juga memiliki pendapat masing-masing mengenai definisi observasi. Berikut beberapa di antaranya:
1. Basrowi
Observasi dalam pandangan Basrowi dianggap sebagai sebuah teknik pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan hasilnya ditulis dengan sistematis.
2. Sutrisno Hadi
Pengertian observasi menurut Sutrisno Hadi yaitu proses biologis dan psikologis yang cukup kompleks karena melibatkan pengamatan dan daya ingat.
3. Nasution
Nasution berpendapat bahwa observasi adalah dasar dari ilmu pengetahuan yang ada dan berkembang hingga sekarang.
Sebab, teori, fakta, dan segala sesuatu yang ada di dalam ilmu pengetahuan didapat dari observasi.
4. Sudjana
Observasi dianggap sebagai salah satu metode penilaian oleh Sudjana. Adapun objek yang dinilai bisa meliputi proses maupun tindakan seseorang dalam suatu peristiwa tertentu.
5. Bimo Walgito
Pengertian observasi dari Bimo Walgito merujuk pada konsep penelitian.
Menurut beliau, observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara terstruktur dan langsung terhadap kejadian yang sedang berlangsung saat itu juga.
6. Margono
Secara gamblang, Margono menjelaskan bahwa observasi merupakan teknik untuk mengamati perubahan yang terjadi pada suatu peristiwa di lingkungan masyarakat.
Nantinya, pihak pengamat akan mencatat seluruh hasil untuk kemudian dipilih mana data yang benar-benar dibutuhkan.
7. Alwasih
Definisi observasi sebagai metode penelitian juga dikemukakan oleh Alwasih. Namun, beliau juga menjelaskan bahwa data yang diambil dari proses observasi harus dikontrol reliabilitas dan validitasnya.
8. Nawawi & Martini
Selanjutnya, Nawawi & Martini menegaskan bahwa observasi adalah proses yang dimulai dari pengamatan, kemudian dilanjut dengan pencatatan hasil berupa semua unsur yang terlihat selama di lapangan.
9. Suharsimi Arikunto
Suharsimi Arikunto menjelaskan pengertian observasi secara umum.
Menurut beliau, observasi adalah pengamatan secara langsung dengan mengandalkan penginderaan terhadap berbagai objek, seperti aktivitas yang sedang berlangsung di lingkungan sekitar.
[onphpid_related_posts]
Karakteristik Observasi
Pengetahuan akan karakteristik dibutuhkan untuk dapat membedakan antara observasi dengan aktivitas yang sekedar melihat atau mengamati biasa.
Berikut 5 ciri-ciri utama dari observasi:
1. Objektif
Observasi merupakan pengamatan yang sifatnya objektif. Hasil yang didapat murni bersumber dari individu yang terpercaya maupun segala unsur yang teramati dalam suatu peristiwa.
Analisisnya pun dilakukan sesuai dengan data sebenarnya. Tidak ada penambahan maupun rekayasa yang dilakukan oleh pengamat agar hasil observasinya lebih meyakinkan dan menjual.
2. Faktual
Konsep faktual yang dimaksud yaitu data dalam observasi bersifat fakta dan tidak dibuat-buat.
Baik itu informasi yang diperoleh dari pengamatan maupun informasi yang didapat dari wawancara langsung di lapangan.
3. Sistematis
Observasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang urut. Prosedur tersebut bisa merujuk pada kaidah yang sudah dibuat oleh para ahli dalam teori observasi.
Pengamat juga bisa menambahkan beberapa poin sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.
Pengamatan yang dilakukan secara sistematis akan mempermudah dalam pengambilan data.
Selain itu, proses analisis pun dapat dilakukan dengan baik, sehingga hasil dan kesimpulannya tidak meragukan.
4. Berkualitas
Ciri tersebut lebih ditekankan untuk hasil dari observasi. Isi suatu observasi harus memiliki berkualitas tinggi yang ditandai dengan pemaparan yang jelas, terperinci, dan tidak ambigu.
Sebab, hasil dari observasi bisa jadi bermanfaat bagi kehidupan.
5. Valid dan Reliable
Semua data yang diperoleh dari observasi bersifat valid dan reliable. Sama sekali tidak diperbolehkan untuk memasukkan data karangan maupun data yang tidak jelas apa dan siapa sumbernya.
Tujuan dan Manfaat Observasi
Inti dari konsep observasi adalah pengamatan atau peninjauan. Kegiatan observasi kerap dilakukan untuk mencapai tujuan antara lain:
- Mengetahui suatu kebenaran dari peristiwa ataupun fenomena yang sedang terjadi;
- Memperoleh data yang konkret dan lengkap mengenai objek yang diamati karena pihak pengamat langsung bisa terjun ke lapangan. Biasanya data yang diperoleh adalah data yang langka dan tidak semua orang bisa mengoreknya;
- Mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh dari banyak sumber yang secara langsung terlibat ataupun memiliki hubungan dengan objek pengamatan, sehingga tidak ada celah untuk memanipulasi data;
- Mengurutkan peristiwa secara kronologis, sehingga memudahkan dalam proses analisis. Data tersebut sekaligus bisa dikonfirmasi langsung ke sumber terpercaya dan diuji kualitasnya.
Jenis-Jenis Observasi
Dalam melakukan observasi, terdapat 5 jenis yang bisa diterapkan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan.
Berikut penjelasan detail mengenai tiap jenis observasi:
1. Observasi Sistematik
Segala sesuatu yang sistematik pasti sudah tersusun dan terpetakan dengan cermat.
Begitu pun dengan observasi sistematik. Jenis observasi tersebut sudah memiliki daftar faktor apa saja yang akan diamati.
Faktor yang sudah tersusun tersebut sifatnya pasti dan harus dijadikan pedoman oleh pengamat saat di lapangan.
Jenis observasi sistematik bertujuan untuk mengambil banyak data sekaligus dalam waktu yang singkat.
Hanya saja, observasi tersebut melibatkan banyak tenaga pengamat.
2. Observasi Non Sistematik
Sudah jelas bahwa observasi non sistematik adalah kebalikan dari observasi sistematik. Jenis observasi tersebut tidak menerapkan kerangka yang saklek.
Pengamat bisa memulai proses pengamatan tanpa menyusun kategori apa saja yang perlu diambil datanya.
Observasi non sistematik lebih mudah karena tidak memerlukan banyak observer, waktu fleksibel, dan peralatan penunjang tidak terlalu banyak.
3. Observasi Partisipasi
Pengertian observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan pihak observer dalam proses pengambilan data.
Observer dapat memposisikan dirinya agar berbaur dalam lingkungan sembari mengamati.
Selain itu, observer juga bisa hadir sebagai pengamat yang sesungguhnya. Misalkan Anda sedang melakukan observasi di sekolah.
Maka, Anda berperan sebagai pewawancara para guru, staf dan siswa. Selain itu, Anda juga masuk ke ruang kelas untuk mengambil data.
Jenis observasi partisipasi memiliki keuntungan akan data yang bisa lebih banyak.
Hanya saja, kehadiran observer bisa mempengaruhi sikap dan perilaku objek pengamatan. Dengan begitu, hasilnya bisa jadi tidak natural.
4. Observasi Non Partisipasi
Berbeda dari jenis sebelumnya, observasi non partisipasi sama sekali tidak melibatkan observer di lapangan. Peran observer murni hanya sebagai pengamat dan tidak terjun ke tempat pengamatan.
Observasi non partisipasi cukup menguntungkan dalam hal kealamian data. Sebab, objek pengamatan tidak memiliki kesadaran bahwa sedang diamati.
5. Observasi Eksperimental
Pengertian observasi eksperimental yaitu observasi yang dilakukan dengan cara pemberian perlakuan ataupun stimulus tertentu terhadap objek pengamatan.
Dengan begitu, observer dapat memegang kendali penuh akan unsur-unsur dalam proses observasi.
Salah satu keuntungan dari observasi eksperimental adalah pihak pengamat bisa memilih faktor yang dibutuhkan dan menghindarkan faktor yang dapat mengganggu.
Dengan demikian, data yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan tujuan observasi.
Konsekuensi dari penerapannya adalah observer harus mengetahui secara mendalam langkah yang harus dilakukan, variabel yang harus diamati dan variabel yang harus dikurangi.
Selain itu, peralatan pendukung harus dipilih yang sesuai.
Dapat dikatakan bahwa observasi merupakan pengamatan terhadap objek yang dilakukan secara sengaja. Oleh sebab itu, perlu adanya persiapan baik untuk menentukan apa/siapa yang akan diamati dan jenis yang akan diterapkan.
Terdapat satu hal lagi yang penting yaitu penyajian hasil observasi. Sebisa mungkin, Anda harus menyajikan dengan cara yang menarik.
Penjelasan yang runtut dan faktual itu wajib. Namun, kombinasikan juga dengan bentuk lain, seperti gambar, tabel, dan grafik.